Berkostum Unik di Wat Arun Temple
REP | 27 September 2012 | 09:59 Dibaca: 626 Komentar: 0 Nihil
Pagi itu dengan bersemangat kami berangkat dari hotel, naik BTS berhenti di Saphan Taksin Station, dan naik kapal menyusuri Chao Phraya River.
Tujuan kami adalah mengunjungi Wat Arun, yang merupakan salah satu
candi yang terkenal di kota Bangkok. Letak Wat Arun adalah di seberang
sungai Chao Phraya. Kami turun di dermaga Tha Tien dan menunggu
kapal yang menyeberangi sungai, ongkos menyeberang cukup hanya sekitar 3
baht saja. Wat Arun dalam bahasa Thai artinya candi Fajar. Nama lainnya
adalah Wat Arun Rajwawaram atau Temple of Dawn. Letaknya di distrik Bangkok Yai di kota Bangkok, yaitu di bagian barat, hulu sungai Chao Phraya.
Sebenarnya komplek Wat Arun ini tidak begitu besar, namun sangat menarik. Di
tepian sungai Wat Arun, sebelum masuk ke lokasi candi, kita bisa
melihat ada sekumpulan ikan-ikan yang berebut jika kita melemparkan
makanan. Entahlah, apa ikan-ikan itu sengaja dipelihara, tapi sepertinya
tidak, kan berada di sungai, bukan di kolam. Heran juga, kok tidak ada
yang mengambilnya, padahal ikannya banyak dan besar-besar.
Kalo terus berjalan
kita bisa melihat ada gambar seperti orang berkostum, dengan bagian
kepala berlubang. Jika kita bergaya memasukkan kepala ke bagian yang
berlubang tersebut, otomatis ditarik uang sewa oleh penjaganya. Selain
itu, penjaga tersebut juga menyewakan kostum pakaian yang ada hiasan di
bagian kepalanya, yaitu pakaian tradisional khas Thailand. Warnanya
bermacam-macam, bisa kita pilih sendiri dan bisa dipakai untuk berfoto.
Orang tersebut juga mengajari bagaimana gaya posisi tangan ketika sedang
diambil gambarnya. Waktu itu kami berempat karena itu dapat diskon deh,
sewanya cukup hanya 100 baht saja per orang (padahal ketika ada turis
Jepang menyewa, dikenai 200 baht). Ternyata di dekat loket masuk candi,
ada penyewaan kostum yang lain lagi. Dengan model pakaian tradisional
yang berbeda, yaitu pelengkap kostumnya memakai hiasan kuku-kuku
panjang. Wah udah terlanjur nyewa yang sebelumnya, padahal sepertinya
yang ini lebih unik.
Saya
jadi teringat dengan Candi Prambanan, Candi Ratu Boko dan Candi
Borobudur. Ide tersebut boleh juga untuk ditiru. Bagaimana seandainya di
sana, juga diadakan penyewaan kostum pakaian tradisional khas misal
kostum penari Jawa, atau kostum Dewi Sinta dan Rama. Tentu fotonya akan
lebih bagus, karena berlatar belakang pemandangan yang bagus. Mungkin
banyak juga turis asing yang tertarik, tapi mungkin tidak untuk turis
lokal. Ketika kami berkunjung ke Wat Arun, tentu saja kami sudah tahu
informasi tentang penyewaan pakaian tradisional ini, dan tidak mau
melewatkan kesempatan itu meskipun sebenarnya ada rasa malu juga.
Tiket masuk ke candi ini sekitar 50 baht. Candi
ini sebenarnya kecil jika dibandingkan dengan Borobudur, dan termasuk
baru karena dibuat pada awal abad 19. Area sekitarnya juga tidak terlalu
luas. Gaya bangunan candi ini adalah gaya bangunan Khmer, dengan jenis
bangunan Phra Prang. Pada bagian tengah adalah Prang terbesar, atau
pusatnya yang melambangkan gunung Meru, atau dianggap sebagai pusat alam
semesta. Di sekeliling Prang utama ada 4 Prang kecil.
Di bagian dasar candi disebut dengan Tan Phai Tee, yaitu dari tumpukan batu. Dan pada tingkat ke dua disebut dengan Taksin.
Pada tingkat ini, banyak hiasan keramik berbentuk bunga, pohon dan daun
yang merupakan sebagai simbol hutan di kaki gunung Meru. Pada Cheung Bart atau bagian paling atas pada tiap tingkatan, terdapat relief gambar kera, raksasa dan dewa-dewa menurut agama Hindu.
Dekorasi Wat
Arun ini kalau diperhatikan, dominan terbuat dari keramik dan porselen,
mungkin ini yang membuat semakin cantik karena bisa memantulkan cahaya.
Selain candi utama, juga ada candi-candi kecil yang mengelilingi candi
utama, disebut dengan Phrang Thit. Yang menarik adalah di bagian bangunan utama atau Phra Prang,
candi tersebut tinggi menjulang (sekitar 80 meter) dan tangganya begitu
curam dan sempit mungkin kemiringannya hingga 70 derajat, sehingga
harus hati-hati ketika menaikinya. Dari setiap sisi bisa dilihat patung
dewa yang sedang mengendarai gajah atau yang disebut dengan Erawan.
Pada bagian atas terpasang trisula, yang dianggap perwujudan trisula
Dewa Syiwa. Setelah sampai di atas, hasilnya adalah kita bisa melihat
pemandangan kota Bangkok dan sungai Chao Phraya dengan kapalnya yang
lalu lalang dari ketinggian. Hmmm…..suatu pemandangan yang menarik.
0 komentar:
Posting Komentar